Desa Buntu Datu atau Buntudatu adalah sebuah desa wisata yang sangat indah bak taman Surga. Terletak di kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan Indonesia.
Desa ini menjadi sebuah destinasi populer di Tana Toraja khususnya Kecematabn Mengkendek. Banyak hal menarik yang bisa membuat pengunjung menyatu dengan alam menikmati keindahan tanpa batas.
Lokasi & Sejarah Singkat
Desa Buntu Datu terletak di Kecamatan Mengkendek, sekitar 22 km dari Jalan Poros Toraja–Makassar, dikelilingi hutan pinus, pegunungan, dan kawasan persawahan yang memukau.
Namanya berasal dari bahasa Toraja: Buntu berarti gunung dan Datu berarti raja, yang mencerminkan posisi desa sebagai tempat istimewa di masa lalu—”gunung tempat bermukim para raja”
Daya Tarik Alam & Aktivitas Wisata
- Hutan Pinus: area luas dengan barisan pohon pinus berjajar rapi, menghadirkan suasana sejuk dan instagramable
- Spot Foto Kreatif: jembatan kayu gantung, ayunan di antara pepohonan, panggung mini, serta jalur trail sepeda yang seru untuk digunakan
- Flying Fox 110 m: tersedia pengalaman meluncur dari ketinggian dengan tarif terjangkau Rp 10.000 sekali meluncur
- Camping & Piknik: area camping dan gazebo memadai, cocok untuk rekreasi keluarga atau berkemah di alam bebas
Harga Tiket & Pengelolaan
- Tiket masuk hanya sekitar Rp 5.000 per orang, sangat ramah bagi wisatawan lokal
- Pengelolaan dilakukan oleh BUMDes “Karya Bersama” Lembang Buntu Datu. Pemanfaatan potensi lokal untuk berbagai unit usaha seperti wisata alam, kuliner, koperasi simpan pinjam, dan budidaya ikan
Hasil dan Dampak Ekonomi
- Pendapatan BUMDes mampu mencapai Rp 25–30 juta per bulan pada hari biasa, dan naik dua kali lipat di akhir pekan atau musim liburan, dengan jumlah pengunjung mencapai hingga 2.000 orang per hari
- Desa Buntu Datu menjadi contoh studi tiru oleh beberapa BUMLem dari Toraja Utara karena efektivitas pengelolaannya dalam memajukan ekonomi dan pariwisata setempat
Budaya & Kuliner Tradisional
- Desa menawarkan homestay semi‑Tongkonan bernuansa rumah adat Toraja dengan lumbungnya (alang kayu), menciptakan suasana autentik pedesaan adat Tana Toraja
- Kuliner tradisional khas Toraja seperti La’pa’ dua’ kayu, sokko’, piong bale, piong manuk, dan kopi Arabika Balulang Buntu Datu menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan pecinta kuliner
- Beragam atraksi budaya seperti Ma’Katirra’, Ma’Bugi’, Ma’Gellu’, serta upacara adat Rambu Tuka’ dan Rambu Solo’ disuguhkan sebagai bagian dari pelestarian budaya dan daya tarik pariwisata
- Produk kerajinan lokal berupa tas manik-manik, salokko’ (kurungan ayam), dan parang Toraja juga dijual sebagai suvenir khas
Tantangan & Pengembangan Masa Depan
- Kebutuhan lahan parkir memadai menjadi tantangan, karena saat liburan kendaraan sering diparkir di tepi jalan poros, yang sempat menimbulkan kemacetan. Pemerintah desa berencana menyediakan lahan parkir khusus dengan koordinasi bersama pihak kehutanan sosial
- Pemerintah Kabupaten Tana Toraja memberikan apresiasi atas keberhasilan BUMDes ini sebagai model desa mandiri berbasis pariwisata dan ekonomi lokal berkelanjutan
Kesimpulan
Desa Wisata Buntu Datu adalah contoh sukses desa yang mampu mengembangkan potensi alam dan budaya melalui pengelolaan yang kreatif. Dengan harga terjangkau, fasilitas memadai, dan pendekatan pariwisata yang inklusif, desa ini berhasil memberikan manfaat ekonomi nyata bagi masyarakat sekitar. Bagi Anda pecinta alam, budaya, maupun kuliner tradisional – Buntu Datu patut masuk daftar kunjungan Anda saat berada di Sulawesi Selatan.